The Great Mage Returns After 4000 Years - S2 - Chapter 508
Penyihir Hebat Kembali setelah 4000 Tahun (Musim 2) – Bab 508
Penerjemah: Tujuh
Editor: Ana_Banana, Sei
Hanya ada sedikit kehidupan di pulau buatan Great Galactic Union, Tahap Berikutnya.
Atau setidaknya di bidang ini.
Satu-satunya benda yang bergerak di sekitar gedung-gedung yang panjang dan berkedip-kedip tanpa tujuan dengan pencahayaan buatan dengan warna berbeda yang menyilaukan mata adalah mesin-mesin yang sibuk bergerak di tanah atau di udara.
[…….]
Menarik tangannya yang terulur, Pale melihat sekeliling.
Dunia yang dilihatnya diwarnai merah. Saat dia menyadari kematian yang tidak ingin dia terima, pandangannya menjadi seperti ini.
Dia belum sepenuhnya melampiaskan amarah yang terpendam di dadanya. Buktinya adalah fakta bahwa planet ini masih utuh.
Namun kesabarannya perlahan-lahan mencapai batasnya.
Ini karena dia tidak bisa menghilangkan penyebab kemarahannya.
Terutama salah satunya. Makhluk yang tiba-tiba muncul, mengubah situasi pertempuran, dan dengan cepat menghilang lagi.
Pale tahu siapa orang itu.
“…”
Pertama, dia menoleh ke wanita itu, yang juga sedang menatapnya.
Karena wanita itu.
Karena kemampuannya yang menyebalkan, Pale gagal mencapai tujuannya sampai sekarang.
Namun demikian.
[Ini adalah batasnya.]
“…….”
[Itu benar. Kekuatan itu jauh melebihi kapasitas manusia.]
“Dengan baik. Menurutku itu bukanlah kekuatan yang luar biasa.”
Meskipun Iris mengatakan ini sambil tersenyum, bagi Anastasia itu tampak seperti gertakan yang menyedihkan.
‘Iris, kekuatan macam apa yang kamu gunakan…?’
Pembuluh darah di dahinya jelas menonjol, dan matanya sangat merah sehingga sepertinya dia akan menangis darah setiap saat.
Kecuali Lucid, semua orang yang masih hidup melakukannya di bawah perlindungan Iris.
Tentu saja Anastasia tidak terkecuali.
‘Kotoran. Rencana Iris gagal.’
Tentu saja, dia tidak tahu apa sebenarnya rencananya. Sejak awal, Iris tidak pernah menceritakan rencana atau strategi yang ia buat. Dia sungguh tidak menyenangkan.
Tidak. Bukan itu intinya.
Kemunculan tiba-tiba ‘Lukas Trowman’ merusak operasi yang dirancang Iris.
Tentu saja, dia bukanlah sekutu Pale, tapi dalam menghadapi pemboman tanpa pandang bulu, Ksatria Biru tidak mengalami kerusakan apa pun. Sebaliknya, tindakannya bisa dikatakan memperburuk keadaan karena hanya menyulut amarahnya.
Dan formasi pertempuran mereka menderita.
Tubuh Diablo yang baru saja bergabung dengan mereka terbelah menjadi dua.
‘Bukankah lebih baik melarikan diri ketika Ksatria Biru mengejar [Lukas]?’
Namun, Lucid dan Iris mengikuti Ksatria Biru seolah-olah mereka tidak perlu memikirkannya. Sisanya terpaksa mengikuti, dan situasinya akhirnya mencapai titik ini.
“…kotoran.”
Anastasia adalah salah satu dari sedikit makhluk yang masih hidup, tetapi secara mengejutkan dia hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap situasi tersebut. Kehadirannya atau tidak tidak ada bedanya dengan situasi.
Dia ingin mengatakan bahwa bertarung bukanlah keahliannya sejak awal, tapi alasan seperti itu hanya bisa dianggap sebagai pengecut ketika mempertimbangkan fakta bahwa dia memiliki tubuh golem pertempuran.
‘Bahkan Ksatria Biru pun tidak sepenuhnya selamat.’
Armornya memiliki beberapa bekas luka. Luka Lucid jauh lebih parah sehingga mereka tidak bisa menyombongkan diri, tapi tetap saja…
Shuk.
Tiba-tiba, dada Lucid teriris dalam. Terdengar bukan hanya suara armornya, tapi juga daging di dalamnya terpotong.
Meski tidak ada cipratan darah, tubuh Lucid langsung terhuyung. Pedangnya bergetar seolah akan jatuh ke tanah kapan saja. Apakah dia sudah mencapai titik di mana dia bahkan tidak bisa mempertahankan cengkeramannya?
Anastasia terlambat mencoba untuk bergabung, tapi rangkaian serangan Pale berlanjut sebelum dia bisa. Alih-alih menarik pedangnya yang secara eksplosif menarik garis lurus ke langit, dia menjulurkan kaki kanannya dan mendorong dada Lucid.
Dentang!
Melihatnya lagi, daripada mendorongnya, lebih baik dikatakan dia meluncurkannya. Tubuh Lucid terbang seperti bola meriam, menghantam dinding dengan sangat keras hingga menimbulkan suara yang mengancam akan merobek gendang telinga mereka.
Ekspresi Iris mengeras.
Absennya Lucid di garis depan setara dengan runtuhnya garis depan.
Istilah ‘situasi putus asa’ terlintas di benaknya.
Shuk.
Hal terakhir yang dia sadari adalah hilangnya sosok Pale. Sejak awal, organ indra Iris tidak mampu mengimbangi gerakan Pale.
Hal yang sama juga terjadi pada Anastasia dan beberapa orang yang selamat.
Lucid adalah satu-satunya yang bisa meresponnya, tapi sekarang, dia tertanam di dinding dengan luka yang tidak bisa diabaikan.
Saat dia menyadari kehadiran Pale lagi
‘─ah.’
Benda yang memasuki pandangan Iris adalah sebilah pedang berwarna pucat.
Bersinar di bawah pencahayaan buatan, bilahnya perlahan jatuh. Saat itu terjadi, pikirannya menjadi kosong, dan seluruh tubuhnya masih seperti dibekukan.
Tapi bilahnya berhenti sebelum memotong Iris.
“…”
Keringat dingin keluar.
Baru saja, Iris hampir mati tanpa disadari.
Tapi sebelum itu, Pale menghentikan tebasannya.
[…Mengapa?]
Segera setelah itu, suara tak berdaya keluar.
Mata biru di dalam helm itu bergetar hebat.
[Mengapa kamu memblokirnya?]
Wusss─
Lalu, saat seseorang muncul di angkasa, mata Iris hanya bisa bergetar seperti suara Pale.
“…cukup.”
Terengah-engah, Lukas berbicara.
Kepalanya sakit. Apakah ini reaksi dari penggunaan gerakan spasial secara paksa? Namun demikian, jika dia ragu-ragu sejenak pun, itu sudah terlambat.
“Mundur.”
Dia mengatakan ini tanpa menoleh ke belakang.
Dia bisa merasakan sedikit hembusan nafas di belakangnya.
[…]
Pale melihat sosok itu sebelum mundur beberapa langkah.
Kemudian dia melepas helmnya, memperlihatkan wajah berlumuran darah dan keringat. Ekspresi Pale bukanlah sesuatu yang bisa dijelaskan dalam beberapa kata.
Sepertinya dia akan menangis, marah, dan tanpa ekspresi pada saat yang bersamaan.
“Mengapa kamu memblokirnya?”
Pertanyaan yang sama muncul lagi.
“Mengapa kamu memihak mereka?”
“…Pucat.”
“Apakah kamu tahu apa yang dilakukan orang-orang itu?”
“Mereka tidak membunuh Butterfly.”
“Mereka adalah kelompok yang sama.”
“Itu adalah kesalahpahaman. VIP adalah—”
“Bahkan jika itu adalah kesalahpahaman, itu tidak akan mengubah apa pun.”
Pale mengangkat pedangnya.
“Sejak awal, merekalah yang ingin melawan saya. Mereka mempunyai peluang untuk mengakhiri pertarungan namun mereka terus bertahan.”
Itu benar.
Mereka bisa saja menghentikan pertarungan saat Pale mengejar ‘Lukas’. Tapi, sebaliknya, mereka memilih mengejar Pale sampai akhir.
Lukas pun tutup mulut.
Menaklukkan Ksatria Biru adalah salah satu landasan rencana Diablo untuk menjadi Raja Void.
Dan orang-orang ini… adalah mereka yang setuju dengan cita-cita Diablo.
Satu-satunya variabel adalah Pale jauh lebih kuat dari yang mereka duga.
“Jadi begitu.”
Pale tiba-tiba terkikik.
“Lukas juga menempatkan mereka di depan saya. Anda ingin membunuh saya untuk melindungi mereka.”
“TIDAK. Orang-orang yang ingin kamu bunuh ini tidak bisa lagi…”
Butuh sedikit waktu dan keberanian untuk melontarkan sisa kalimatnya.
“… jadilah maksudku.”
“Apakah begitu? Dari raut wajahmu, menurutku tidak.”
Dia tidak melihat ke arah Lukas saat mengatakan ini.
Dia bertanya-tanya dengan siapa Pale melihat dan berbicara, tapi dia tidak mampu untuk berbalik pada saat itu. Pertama, itu bisa saja bohong.
“Pada akhirnya, Lukas juga mencoba menipu saya. Ha ha. Ahahaha.”
Sambil memegangi wajahnya, Pale tertawa beberapa saat.
Kemudian, dia perlahan memakai kembali helmnya, seolah-olah sedang mengenakan mahkota yang berat.
[Benar. Paling-paling, hanya bisa dikatakan bahwa kita bertemu di tempat pembuangan sampah*.](*:Ini sebenarnya ‘Tempat Pembuangan’ yang sama dengan wilayahnya, tapi mengingat mereka tidak pergi ke sana seumur hidup ini, aku berasumsi dia mengacu pada dunia kehampaan secara keseluruhan)
“Anda salah.”
[Lalu ada apa?]
“Untukmu.”
Gerakan Pale tiba-tiba berhenti.
“Pucat. Aku menghentikanmu di sini, demi kamu.”
[Apa-apaan…?]
“Mereka tidak pernah bermaksud membunuhmu sejak awal. Tujuan Diablo bukanlah untuk membunuh tetapi untuk menundukkan.”
[…]
“Mereka hanya mengganggumu. Sesuatu tentang mereka baru saja menyinggung perasaan Anda. Dan jika itu satu-satunya alasan Anda membunuh mereka… Anda akan hancur. Anda mungkin tidak langsung menyadarinya, tetapi perlahan-lahan hal itu akan menggerogoti pikiran Anda. Kemudian, suatu hari, Anda akan memikirkan momen ini, dan Anda akan sangat menyesalinya.”
[Menyesali? Itu bukanlah sesuatu yang pernah kulakukan sebelumnya.]
“Saya mendengar hal serupa sebelum datang ke sini. Jadi aku tahu. Itu bohong.”
Sambil tersenyum, kata Lukas.
“Aku mengenalmu. Anda bukan Penguasa. Kamu tidak bisa seperti itu.”
Jika itu masalahnya, bahkan jika dia menyesal, itu tidak akan terjadi sampai dia meninggal.
Lukas hanya mengetahui fakta ini karena dialah yang telah melihat wujud Pale yang paling beragam.
[…omong kosong. Jangan berpura-pura seolah kamu mengenalku.]
Pale berbicara dengan suara berbahaya.
[Jika itu benar maka kamu bunuh mereka. Aku bisa membunuh mereka dengan tangan Lukas, bukan tanganku sendiri. Maka tidak akan ada alasan apapun untuk menggerogotiku.]
“Itu tidak masuk akal.”
[Ha ha. Benar. Aku tahu kamu akan menjawab seperti itu. Lalu aku… aku…]
Suara Pale menurun.
Udara bergetar.
Ini berbahaya. Lukas tahu. Ego Pale sangat tidak stabil. Dibandingkan dengan Ksatria lainnya, itu lebih rapuh dari pada kaca.
Itu sebabnya dia belum diberitahu ‘kebenaran dunia’ yang Diablo katakan padanya.
Retak, retak…
Retakan mulai terlihat di tanah dan bangunan di sekitarnya.
[TIDAK. Bukan ini. Ini bukan yang kuinginkan…]
Pale terus bergumam dengan suara yang tidak stabil.
Masih menatap Pale melalui reruntuhan bangunan yang runtuh, kata Lukas.
“Meninggalkan.”
Dia berkata pada Iris.
“Dan jangan melakukan hal bodoh seperti mencoba menaklukkan Ksatria Biru lagi.”
“…kenapa kamu melindungi kami?”
“Karena akulah yang membawa Pale ke dunia ini, aku wajib mengirimnya kembali ke dunia aslinya.”
“…”
“Maaf, tapi menurutku aku tidak mampu mengurus orang lain.”
Sesaat ragu-ragu.
“Aku bisa melakukan itu.”
Saat ini, Iris sangat gesit. Dia segera mengambil keputusan dan mulai memperhatikan orang-orang di sekitarnya.
Sesaat sebelum pergi, dia meninggalkan sepatah kata pun.
“…jangan mati.”
Lukas pura-pura tidak memperhatikan emosi dalam suaranya.
Kata-katanya kepada Pale bukanlah kebohongan. Iris… tidak mungkin lagi menjadi maksud Lukas. Itu bukan salah siapa pun. Hanya saja, terjadi begitu saja. Dan sangat sulit untuk menghidupkan kembali hubungan yang rusak.
Tidak lama kemudian kehadiran Iris menghilang sepenuhnya. Hal yang sama juga berlaku untuk kehadiran lainnya di daerah sekitarnya.
Lalu, sambil menatap Pale lagi, Lukas berkata dalam hati.
‘Dewa Petir.’
[Apa itu?]
‘Seberapa besar peluangku untuk menang?’
[Nol.]
Kepastiannya agak mengganggu. Meskipun dia setuju.
Lukas tertawa memikirkan hal itu.
‘Lalu, bagaimana peluangku untuk bertahan hidup?’
[Kemungkinannya juga rendah. Pikiran Ksatria Biru sangat tidak stabil. Tampaknya Anda berhasil membangun hubungan dengannya, tetapi itu mungkin tidak berarti banyak dalam situasi saat ini. Lihat. Bukankah dia sudah tidak bisa membedakan sekelilingnya?]
Setelah hening beberapa saat, Dewa Petir melanjutkan.
[Sederhananya, dia sudah kehilangan akal sehatnya.]
‘…’
[Sungguh makhluk yang kontradiktif. Kekuatan yang luar biasa, namun ego yang tidak stabil… hmm. Dapat dimengerti mengapa dia membenci Tuhan lebih dari siapapun.]
Pada saat itu, sosok Pale menghilang.
Mata Lukas melebar dan dia meningkatkan konsentrasinya hingga batasnya.
—Zona waktu minimal.
Di dunia dimana segala sesuatunya bergerak lambat, Lukas memahami gerakan Pale. Anehnya, meski berada di zona waktu minimal, dia masih bergerak dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Itu adalah pemandangan yang menakutkan. Jika bukan karena objek yang bergerak lambat di sekitarnya, Lukas mungkin salah mengira bahwa dia belum memasuki zona waktu minimal.
‘Kotoran.’
Dia harus mengatasinya? Dia?
Dia sudah mulai merasa pusing.
Gerakan Pale sangat menghancurkan.
Dengan setiap langkah yang dia ambil, tanahnya retak, dan dia bisa melihat gelombang kejut yang mengubah bangunan di sekitarnya menjadi debu yang menyebar ke segala arah. Ini adalah kekacauan yang dia ciptakan hanya karena momentumnya.
Tidak mengizinkan pendekatan.
Ini adalah metode pertarungan yang diadopsi Lukas beberapa waktu lalu, tapi kali ini adalah suatu keharusan.
Dia tidak bisa membiarkan Pale berada dalam jarak lima langkah darinya.
jalan.
Badai sihir muncul dari tangannya yang terulur.
‘Ini bukan waktunya mengkhawatirkan ruang di sekitarnya.’
Jika dia membiarkan Pale apa adanya, alam semesta itu sendiri akan hancur.
Mantra yang tak terhitung jumlahnya menggores armor Pale. Tapi, yang terbaik, semua goresan itu bahkan tidak layak disebut goresan.
Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa kecepatan pendekatan Pale tidak berkurang sedikitpun.
‘Apa yang harus aku gunakan?’
Lukas memikirkan semua cara yang dia miliki, tapi tidak satupun yang mengarah pada gambaran dirinya mengalahkan Pale.
Tenggorokannya terbakar karena kecemasan.
Sekarang, jarak dari Pale sekitar 20 langkah, dia masih punya waktu untuk—
-Memikirkan.
Pihat.
Lenyap.
Pucat menghilang.
Puk!
Segera setelah itu, Lukas merasakan sakit yang membakar di perutnya. Alih-alih menjerit, dia menggunakan lompatan luar angkasa untuk memperlebar jarak sebanyak mungkin.
‘Apa yang telah terjadi…’
Sentuhan dingin dari bilahnya masih terlihat jelas.
Rasa sakit yang ditinggalkan Pale begitu parah hingga Lukas hampir menjerit sesaat.
Dewa Petir berkomentar dengan tenang.
[Tidak ada yang muluk-muluk. Itu hanya akselerasi sesaat.]
‘Dia bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa kulihat, dalam zona waktu minimal?’
[Kuku. Lukas Trowman…. Jangan meremehkan makhluk di depanmu.]
Dewa Petir terkekeh.
[Itu adalah monster.]
Ini bahkan lebih berat mengingat fakta bahwa itu tidak lain datang dari seorang Penguasa.
Lukas menggunakan kekosongan untuk menyembuhkan lukanya dalam sekejap.
Tidak dapat melihat pergerakannya bahkan dalam zona waktu minimal, Lukas menyadari bahwa dia salah total.
Tingkat kekuatan yang diungkapkan oleh Empat Ksatria jauh melebihi ekspektasinya.
Monster yang sebanding dengan tubuh utama seorang Penguasa.
Jika demikian, Lukas tidak punya waktu untuk memilih antara cara dan metode.
Benar. Cara dan metode…
‘Dewa Petir.’
[Apa itu?]
Sambil mengertakkan gigi, kata Lukas.
‘Pinjamkan aku kekuatanmu.’
[…!]
Dia bisa merasakan keterkejutan Dewa Petir.
Kemudian, untuk sesaat, dia juga merasakan kegembiraannya yang luar biasa.
[Uhahaha!]
Dewa Petir tertawa terbahak-bahak.
[Aku sudah menunggu kata-kata itu, Lukas Trowman!]
‘Aku tidak bisa membuang waktu, cepat!’
[Kuhahahaha! Bagus! Aku akan membiarkanmu merasakan sedikit kekuatan ekstrim!]
Saat berikutnya, sosok Pale menghilang.
Gemuruh!
Dan sambaran petir menyambar dunia yang terhenti.
(1/2)
